Udara yang menusuk saat pertama kali menginjakkan kaki di dusun yang asri
ini. Di tengah jalan tertatih-tatih seorang ibu mengangkut kayu bakar guna
memenuhi kebutuhannya. Itulah gambaran pekerjaan para wanita di sekitar Gunung
Wilis. Pekerjaan kaum lelaki yang tidak menjamin membuat keuangan di warga
Dusun Dasun Desa Joho menjadi pas-pasan. Selain itu, pendidikannya pun sangat
minim. Hal tersebut yang membuat Nurpiah tergerak hatinya untuk berubah. Istri
dari salah satu perangkat dusun ini berinisiatif untuk membuat wadah
perkumpulan ibu-ibu. Semula hanya dari mulut ke mulut dan terkumpul 40 anggota.
Sedikit demi sedikit, dusun yang terletak di Kecamatan Semen inipun mulai
menampakkan perubahan.
Dari tingkat ekonomi, organisasi
yang dinamakan Paguyuban Sido Rukun ini mulai membuka usaha kripik
pisang. Ibu-ibu bersama mengolah pisang sampai menjadi kripik dengan semangat
sambil menyanyikan Mars Paguyuban. Lalu produk kripik pisang tersebut akan
dijual ke Pasar Semen. Selain itu, ada juga ternak kambing bergilir. Warga
dusun yang tidak memiliki ternak dapat memelihara ternak tetangga. Sistem
pembagian hasilnya menganut sistem paroan,
yaitu dari ternak nanti akan dibagi dua. Tak hanya itu, Paguyuban Sido Rukun
juga membuat koperasi untuk mengatasi kesulitan anggotanya. Koperasi simpan
pinjam dengan nama Sido Makmur ini berkembang bagai bunga saling bermekaran di
musim semi. Awalnya, simpan pinjam dilakukan hanya dengan beras, lama-kelamaan
koperasi ini mulai mengganti beras dengan uang sebagai barang simpan pinjam.
Koperasi ini sangat membantu perekonomian dusun ini. Dahulu, jika kesulitan uang
masyarakat akan meminjam uang kepada rentenir dan harus membayar bunga yang
tinggi. Dengan adanya koperasi ini, kebiasaan pinjam ke rentenir yang sangat
menyiksa dapat dikurangi. Kegiatan lain yang dilaksanakan oleh paguyuban ini
adalah meningkatkan pendidikan para calon pemimpin bangsa. Dalam hal ini, para
ibu memfokuskan diri pada pendidikan agama. Tradisi TPA yang sudah ada mulai
ditingkatkan lagi.
Jalan hidup memang tak selalu mulus, begitu juga dengan paguyuban ini. Di
tengah-tengah usahanya, muncul goncangan dari para perangkat desa. Mereka tidak
terlalu mendukung berdirinya paguyuban ini. ibu-ibu yang kurang mengerti juga
sangat acuh dengan adanya organisasi ini. namun lambat laun, dengan beberapa
pengarahan mereka pun mulai mengerti. Perangkat desa juga mulai mendukung dan
mengakui adanya Paguyuban Sido Rukun. Puncaknya, Paguyuban Sido Rukun mengadakan
tasyukuran dan pengucapan janji. Tetapi, itu semua bukan akhir dari perjuangan,
masih banyak yang harus diusahakan oleh paguyuban ini. Sama halnya dengan organisasi lain, Paguyuban
ini juga memiliki cita-cita dan harapan.
Harapan dari Paguyuban Sido Rukun adalah menambah wawasan dan dapat terus
meningkatkan ekonomi di Dusun Dasun.
N.B. Ini dia salah satu tulisanku yang dibuat khusus untuk memenuhi tugas Mulok waktu kelas 2. Yah, mesti masih penuh dengan kekurangan, tapi lumayan, karena buatnya juga ngebut sih!(Maaf sekali yah, Bu Ning!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar