Pesona Rupa Bukanlah Segalanya
Judul
: Pudarnya Pesona Cleopatra
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : vii + III halaman
Tahun Cetak : 2007 (Cetakan XIII)
Jenis Buku : Novel
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : vii + III halaman
Tahun Cetak : 2007 (Cetakan XIII)
Jenis Buku : Novel
Resensi:
Baca novel ini di laptop alias hanya pdf. Walaupun harus nahan perih, karena mata nggak kuat. Nggak usah lama-lama lagi, nih dia sinopsisnya.
Novel
ini bercerita tentang seorang laki-laki yang sangat tergila-gila dengan
kecantikan wanita Timur Tengah. Dia adalah lulusan salah satu universitas di
Mesir, dan semenjak itulah dia begitu menginginkan untuk menyunting wanita
Mesir. Namun takdir berkata lain. Ibunya telah menjodohkannya dengan seorang
gadis Jawa. Awalnya, dia menolak dengan kehendak ibunya, namun dengan niat
berbakti kepada sang ibu ia rela mempersunting Raihana gadis anggun, solehah,
yang dijodohkan dengannya. Kehidupan rumah tangga pengantin baru dalam 2 bulan
pertama masih bisa ia tutupi dengan keromantisan dan kemesraan palsu. Namun,
dalam bulan-bulan berikutnya, ia merasa sangat tidak kuat. Bahkan dalam hatinya
tak ada sedikitpun benih cinta yang muncul walaupun ia tahu Raihana begitu
mencintainya. Sikapnya berubah menjadi acuh, sinis, dan cuek. Dia jarang tidur
bersama dengan istrinya. Padahal Raihana tak pernah sekalipun
mengacuhkannya. Saat ia sakit, Raihana merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Dia juga tidak pernah membantah sang suami. Raihana hanya meminta satu, jangan
pernah menceraikan dirinya, karena itu adalah neraka baginya. Cinta belum
tumbuh namun ibunya memaksa untuk menimang cucu. Dengan berat hati ia menuruti
kehendak ibunya. Sekali lagi, sama dengan niat awal, hanya untuk berbakti pada
ibunya. Tak berselang lama, Raihana pun hamil. Walaupun begitu, itu tak merubah
hatinya. Dia malah kembali sinis dan acuh lagi kepada Raihana. Dia terus
menerus mengutuki dirinya. Di saat istrinya hamil dia tidak merasakan apapun
bahkan ia masih menyimpan kegilaannya pada wanita Mesir. Sampai pada bulan
keenam kehamilan Raihana, Raihana meminta untuk pindah ke rumah ibunya untuk
memudahkan persalinan nanti. Jadi, tinggallah ia sendiri. Dia malah merasa
sangat lega dengan kesendiriannya. Dia tidak merasa rindu apalagi merasa
kehilangan. ia sempat mendengar cerita dari teman sesama dosen bahwa menikah
dengan orang yang berbeda budaya akan sangat sulit mempertahankannya. Awalnya,
ia menganggap itu hanyalah cerita belaka. Sampai pada akhirnya ia mendengar
sendiri dari teman pelatihannya betapa menderitanya menikah dengan wanita Mesir
yang amat menuntut akan gelimangnya harta. Dia merasa sangat beruntung
sekaligus amat bersalah karena memiliki Raihana. Dengan segera, rasa cinta
merasuki batinnya tanpa bisa dicegah lagi. Ia begitu merindukan Raihana,
apalagi setelah membaca surat merah jambu yang menjadi curahan hati Raihana
atas perlakuannya. Namun, itu semua sia-sia. Cinta yang ia bawa sekarang sudah
terlambat datangnya. Raihana sudah tiada saat ia di pelatihan berjarak seminggu
dari kedatangannya. Raihana terpeleset dan hal itu menyebabkan nyawanya dan
anaknya tak terselamatkan lagi. Walaupun begitu, Raihana tetap memikirkan
dirinya. Dia berpesan kepada ibunya, untuk tidak mengganggu suaminya saat di
pelatihan.
Sesal akhir memang tiada guna. Ini merupakan sebuah novel yang mengingatkan aku dan kita semua agar tidak terlena dengan kecantikan semata. Mungkin kita bisa bersenang-senang dengan kecantikan tersebut. Namun, itu hanya di awalnya saja. Kita belum tentu tahu bagaimana akhiranya. Selain itu, novel ini juga mengajarkan kita untuk jangan menyia-yiakan yang sudah kita punyai. Seperti tokoh utama yang menyia-yiakan cinta Raihana. Toh, menyesal juga akhirnya.
My Mark:***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar