Rabu, 20 Februari 2013

Buah Perjuangan



Udara yang menusuk saat pertama kali menginjakkan kaki di dusun yang asri ini. Di tengah jalan tertatih-tatih seorang ibu mengangkut kayu bakar guna memenuhi kebutuhannya. Itulah gambaran pekerjaan para wanita di sekitar Gunung Wilis. Pekerjaan kaum lelaki yang tidak menjamin membuat keuangan di warga Dusun Dasun Desa Joho menjadi pas-pasan. Selain itu, pendidikannya pun sangat minim. Hal tersebut yang membuat Nurpiah tergerak hatinya untuk berubah. Istri dari salah satu perangkat dusun ini berinisiatif untuk membuat wadah perkumpulan ibu-ibu. Semula hanya dari mulut ke mulut dan terkumpul 40 anggota. Sedikit demi sedikit, dusun yang terletak di Kecamatan Semen inipun mulai menampakkan perubahan.

Dari tingkat ekonomi, organisasi  yang dinamakan Paguyuban Sido Rukun ini mulai membuka usaha kripik pisang. Ibu-ibu bersama mengolah pisang sampai menjadi kripik dengan semangat sambil menyanyikan Mars Paguyuban. Lalu produk kripik pisang tersebut akan dijual ke Pasar Semen. Selain itu, ada juga ternak kambing bergilir. Warga dusun yang tidak memiliki ternak dapat memelihara ternak tetangga. Sistem pembagian hasilnya menganut sistem paroan, yaitu dari ternak nanti akan dibagi dua. Tak hanya itu, Paguyuban Sido Rukun juga membuat koperasi untuk mengatasi kesulitan anggotanya. Koperasi simpan pinjam dengan nama Sido Makmur ini berkembang bagai bunga saling bermekaran di musim semi. Awalnya, simpan pinjam dilakukan hanya dengan beras, lama-kelamaan koperasi ini mulai mengganti beras dengan uang sebagai barang simpan pinjam. Koperasi ini sangat membantu perekonomian dusun ini. Dahulu, jika kesulitan uang masyarakat akan meminjam uang kepada rentenir dan harus membayar bunga yang tinggi. Dengan adanya koperasi ini, kebiasaan pinjam ke rentenir yang sangat menyiksa dapat dikurangi. Kegiatan lain yang dilaksanakan oleh paguyuban ini adalah meningkatkan pendidikan para calon pemimpin bangsa. Dalam hal ini, para ibu memfokuskan diri pada pendidikan agama. Tradisi TPA yang sudah ada mulai ditingkatkan lagi.  

Jalan hidup memang tak selalu mulus, begitu juga dengan paguyuban ini. Di tengah-tengah usahanya, muncul goncangan dari para perangkat desa. Mereka tidak terlalu mendukung berdirinya paguyuban ini. ibu-ibu yang kurang mengerti juga sangat acuh dengan adanya organisasi ini. namun lambat laun, dengan beberapa pengarahan mereka pun mulai mengerti. Perangkat desa juga mulai mendukung dan mengakui adanya Paguyuban Sido Rukun. Puncaknya, Paguyuban Sido Rukun mengadakan tasyukuran dan pengucapan janji. Tetapi, itu semua bukan akhir dari perjuangan, masih banyak yang harus diusahakan oleh paguyuban ini.  Sama halnya dengan organisasi lain, Paguyuban ini  juga memiliki cita-cita dan harapan. Harapan dari Paguyuban Sido Rukun adalah menambah wawasan dan dapat terus meningkatkan ekonomi di Dusun Dasun.

N.B. Ini dia salah satu tulisanku yang dibuat khusus untuk memenuhi tugas Mulok waktu kelas 2. Yah, mesti masih penuh dengan kekurangan, tapi lumayan, karena buatnya juga ngebut sih!(Maaf sekali yah, Bu Ning!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar